Minggu, 30 November 2014

Cerpen Persahabatan - Cinta Selalu Ada

Karya : -


Makassar benar-benar indah di kala pagi hari. Udaranya sejuk, suasananya damai dan terasa menyenangkan. Tanpa ku sadari setahun sudah aku berada di kota impianku. Hmmm,,,, semakin di pandang semakin terasa damai.

Pagi yang cerah ini aku dihadapakan dengan alam yang hijau dan langit yang cerah untuk menyambut datangnya sinar mentari pagi. Sesekali di arah timur, terlihat kemuning emas yang membahana, suara kendaraan yang berlalu lalang dan suara si jago merah yang selalu membangunkan seluruh umat di pagi hari. Meskipun semuanya terasa bising dan tak enak didengar. Namun bagiku itu semua adalah keterpaduan suara musik yang indah. Hembusan angin pun seolah tak mau kalah untuk memberikan nadanya sendiri. Hati, jiwa, dan perasaanku pun ikut terbawa dengan semua itu. Maha besar Allah yang telah menciptakan semua keindahan ini. Subhanallah….

Di awal tahun 2012 ini, semua harus berubah. Tentunya menjadi lebih baik. Hah,,, cerita di tahun 2012 akan segera di mulai. Dan yang pastinya bersiaplah untuk semua yang akan datang padamu. Tetap semangattttt……!!!!!!!

Hari kedua di tahun baru ini, aku menemukan teman baru yang begitu baik. Dia selalu mengajakku chering di setiap waktunya. Dia adalah arvian. Arvian adalah teman satu kampus dan satu fakultas denganku. Selama ini aku tak menyadarinya, karena dulu aku tergolong orang yang kurang bergaul dan juga pendiam. Kalaupun ada temanku, dia hanyalah Narnia dan jesica. Arvian adalah mahasiswa yang pintar namun terkadang tak pernah beruntung. Ada satu hal yang mesti diubah olehnya, sikap malasnya yang selalu menggerogoti dirinya.

Terkadang dia sering datang terlambat disaat jam kuliah sudah dimulai. Bahkan ada yang lebih parah dari itu, banyak tugas yang dia lalaikan. Aku tahu semua ini, karena ternyata Arvian cukup terkenal di kampus dengan julukan si malas. Dia hanya butuh motivasi. Entahlah apa yang membuat dia seperti itu. Akupun tak tahu. Aku tak berani menanyakannya, karena aku takut menyakiti persaannya. Terlalu sulit bagiku mencari teman yang bisa di percaya, itulah yang menyebabkanku berusaha untuk menjaga persahabatan ini.

Hari-hari baru menggelut dalam hidupku, Arvian teman baikku selalu hadir di setiap lembar hari-hariku. Semakin lama, aku merasa dia semakin berubah. Berubah menjadi anak yang manis. Sekarang dia sudah mulai belajar membuang rasa malasnya dengan selalu tepat waktu mengikuti jadwal kuliah dan selalu mengerjakan tugas-tugas kampus. Hah,,, aku bahagia dengan perubahannya itu. Hal itu membuatku semakin yakin akan sebuah perubahan. Akhirnya hal yang baik terjadi juga padanya. Memang benar apa yang sering di katakan oleh Guru SMA ku dulu, “selalu ada jalan untuk menuju ke arah yang lebih baik.” Namun, tak jarang jalan yang kita tempuhi itu selalu mulus. Tetapi ada cara untuk memuluskannya yaitu jangan pernah melupakan Tuhan di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan keyakinan untuk berubah harus lebih besar dari pada sebuah keegoisan. Yakinlah!!!! Tuhan selalu ada di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan yang pastinya Dia selalu mengawasi kita.

Hari yang cerah untuk jiwaku yang cerah saat ini. Entahlah apa yang tengah terjadi denganku. Aku merasa semuanya terasa menyenangkan bila bersama dengan Arvian. Ya Tuhan… aku takut, persaan ini adalah cinta? Aku takut menghancurkan persahabatan yang baik ini hanya karena keegoisanku untuk memilikinya.

Setiap kali bertemu dengan Arvian, pasti hatiku terasa deg-degkan. Namun, aku berusaha menyembunyikannya dan berusaha agar dia tidak tahu apapun yang aku rasakan terhadapnya. Kami selalu bertemu di perpustakaan untuk belajar bersama. Semua itu membuatku bahagia. Lambat laun perasaan ini menggerogoti hatiku. Hah,,, aku pasti bisa menanganinya. Ya, bisa!

Hingga di suatu hari, Arvian memanggilku. Dia ingin mengatakan sesuatu ke padaku. 

“Vi, boleh nda’ aku nanya sesuatu ama kamu?” tanya Arvian serius.
“ hm… tentu saja” Jawabku.
“Kelihatannya kamu tidak suka menjalin suatu hubungan pacaran?”. Hahahahaha……. Aku tertawa lucu! 

“Ternyata cuman ini yang ingin kamu tanyakan padaku? kamu benar-benar membuatku ingin tertawa.” Aku tetawa ngakak. Namun, semuanya terhenti ketika Arvian menatapku dengan serius. Sumpah,,. Bola matanya itu benar-benar indah. Matanya mencerminkan suatu ketulusan yang membuatku langsung terpaku menatapnya. 

“Aku serius Vi. Kita kan sahabatan, jadi kamu bisa donk jawab pertanyaanku?” wajah berharap.
“Hm,,,, gimana yach harus mengatakannya? aku juga bingung ngejelasinnya. Intinya aku harus menyelesaikan semua studiku dulu baru dech aku bisa pacaran.” nada meyakinkan. 

“Cuman itu doank?” Tanya Arvian padaku. Sebenarnya sich ada masa laluku yang suram and sorry aku ga’ bisa certain ke kamu. Maaf yach! ini bukan pelit, tapi ini rahasia. Hehehe…..” Wajah meyakinkan dariku.

“Ok, aku bisa engerti kok”. Akupun merasa penasaran dan balik bertanya kepada dia.
“Bdw, kenapa kamu tanyakan hal itu padaku?” tanyaku penasaran. 

“tidak , cuman pengen tahu aja” jawab Arvian. Selepas itu, aku dan Arvian pun melupakan semuanya. Dan kami pun berpisah karena aku mesti melanjutkan jam kuliahku.

Di kost,,,,

Sambi menggoreskan tinta di atas kertas putih diaryku. “Apa sebenarnya yang dipikirkan Arvian?” Tanya hatiku. Hah, aku berharap dia hanya sekedar ingin tahu, bukan karena dia memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Entah apa yang terjadi, aku mendengar kabar Arvian dan jesica kini sudah jadian. Ya Allah,,, mengapa hal seperti ini terulang lagi padaku? Ketika aku mulai mencintai seseorang, ternyata dia mencintai orang lain. Sulit bagiku melihat mereka berdua selalu bersama. Aku sebagai sahabat, hanya bisa ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua sahabatku. Namun, sebagai seorang wanita jauh didasar hatiku yang terdalam ada luka yang sulit untuk diobati.

Arvian kini jarang bersamaku. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama jesica. Kalaupun disaat aku membutuhkannya, dia selalu membuat banyak alasan untuk tidak bisa bertemu denganku. Hah,,, aku benar-benar kehilangan dia.

“Maafkan atas semua kebodohan, keegoisan, dan semua kesalahan yang ku perbuat. Aku hanya ingin kamu bicara padaku lagi. Jangan mendiami diriku seperti ini. Ini semua membuatku tersiksa”.

Lambat laun setelah semua yang kulalui, kini aku menikmati kesendirian ini dengan menata kehidupanku yang baru. Tak ada yang harus aku sesali. Aku hanya butuh sebuah keyakinan untuk bisa bangkit menjadi diriku Vianda Amryta renaldy kayak dulu lagi. Menjadi pribadi yang tegar tanpa harus menangisi kenyataan yang menimpaku. Dunia ini begitu luas, sehingga aku tak harus merasa sempit untuk hidup di dunia ini. Tak ada yang bisa membuatku jatuh lagi.

Hingga suatu hari, Arvian datang padaku. Dia ingin memulai semuanya seperti sebelum-sebelumya. Dan aku menerima dia lagi sebagai sahabatku. Rasa yang dulu pernah ada kini telah terkikis habis oleh sang waktu. Kalaupun masih tersisa itu mungkin 0,01%. Dan rasa 99,99% yang tersisa hanyalah persaan sebagai sahabat.

Ketika Arvian meminta maaf karena telah menelantarkan persahabatan kami selama ini. Dan berharap kami bisa menjadi sahabat kayak dulu lagi, aku menerimanya dengan tangan terbuka. Ada satu hal yang selalu tertanam di pikiranku. Menurutku, semakin banyak sahabat, semakin banyak rezeki yang bakalan datang. Hehehe.

Aku tak mungkin tidak menerima Arvian menjadi sahabataku lagi. Karena Aku hidup di dunia ini bukan hanya sendiri dan terlebih lagi aku tak ingin rasa benci mengalahkan kekuatan cinta persahabat kami selama ini. Selain itu aku tak ingin menyakiti dia dengan tidak menerimanya sebagai sahabataku lagi. Aku hidup di dunia ini bukan untuk menyakiti orang lain. Tapi, Aku hidup di dunia ini untuk menabur kebahagiaan di setiap lembar-lembar kehidupanku bersama orang-orang yang mencintaiku, dan orang yang aku cintai.

Semuanya akan berjalan dengan baik. Itulah kata yang selalu ku tanamkan di dalam hatiku agar bisa melegakan apapun yang aku lakukan. Tetap optimis dan membuat keyakinan bahwa semuanya akan berakhir dengan bahagia. Bahagia bukan berarti harus membuatnya selalu menjadi sempurna. Tapi bagaiman kita bisa membuat orang lain tersenyum tanpa harus membuat sesuatu terlihat istimewa.

Hm…. Awan hitam menutupi cerahnya langit sore di makassar. Mungkin sebentar lagi bakalan turun hujan. Di beranda kost, aku duduk sendiri sambil memegang buku diaryku. Akupun terdiam dan memikirkan semua yang telah terjadi. Sambil mengingat kembali semua kenangan-kenangan pahit maupun manis bersama semua sahabat-sahabatku. Setelah itu aku pun teringat Arvian, sahabatku. Sambil mengingat kenangan bersamanya, aku meggoreskan tinta hitam diatas kertas putih diaryku.

“Aku mencintainya bukan karena keegoisanku, tapi aku mencintainya karena dia adalah milik Yang Maha Kuasa. Aku tak harus menuntutnya untuk mengikuti semua apapun yang aku mau. Yang aku inginkan hanyalah kebersamaan di setiap langkah. Bila ternyata dia mempunyai rasa yang sama seperti yang aku miliki, aku yakin Allah akan memudahkan jalannya untuk bisa menemukan rasa itu. Tetaplah bahagia bersama jesica, walau itu membuatku sakit. Aku sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin ini adalah jalan terbaik untukku, dia dan jesica. Aku tak ingin menyakiti hati jesica dengan cara merampas semua perhatiannya. Bila aku tak mendapatkan hatinya sebagai pacar. Aku berharap, aku mendapatkan hatinya sebagai sahabat.”

THE END

0 komentar:

Posting Komentar

Wahyu © 2008 Template by:
SkinCorner