Pernahkah Anda memerhatikan jaring laba-laba yang menempel di langit-langit rumah Anda? Atau jaring laba-laba yang Anda temukan di halaman rumah? Mungkin, sekilas memang nampak biasa dan tidak ada hal yang istimewa, bahkan terkadang hadirnya jaring laba-laba di rumah, membuat kita kesal karena membuat rumah menjadi kotor dan terkesan kumuh. Namun, tahukah Anda rupanya begitu banyak inspirasi yang dapat kita petik dari sebuah jaring laba-laba?
Proses pembuatan jaring
Jaring laba-laba yang berfungsi sebagai perangkap mangsa dan tempat berkembang biak dibuat oleh sebuah “alat” yang terletak di ujung ekor laba-laba. Sebenarnya “alat” tersebut adalah saluran berbentuk kerucut kecil yang jumlahnya bervariasi antara 1-4 pasang. Melalui lubang itu benang jaring-jaring dibuat dalam bentuk kelenjar yang dikeluarkan sebagai benang-benang halus.
Dalam pembuatan jaringnya, laba-laba akan melempar benang yang dipintalnya ke udara. Sehingga udara akan membawa ujung benang menempel di tempat yang lain. Setelah itu, pekerjaan konstruksi jaring laba-laba pun dimulai. Mula-mula benang yang kuat dan tegang akan ditarik dari titik pusat ke arah luar untuk mempersiapkan kerangka jaringnya dengan banyak jari-jari. Lantas ditambahkan pula benang pijakan yang digunakan sewaktu memintal benang spiral. Dan pembuatan jaring-jaring akan selesai setelah benang spiral yang dipintal mendekati bagian tengah. Proses pembuatan jaring laba-laba itu bisa menghabiskan waktu satu hingga dua jam.
Banyak peneliti yang penasaran dengan zat proteinyang terkandung dalam
jaring laba-laba. Kehebatannya dalam menjerat mangsa dan kesempurnaan konstruksi pembuatannya yang luar biasa, membuat banyak peneliti yang intens mencari tahu jawabannya. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, rupanya dapat kita ketahui bahwa benang jaring yang dikeluarkan laba-laba merupakan material campuran yang terdiri atas kristal dan sebagian lain berasal dari bahan yang elastis. Dan tiap-tiap molekul tunggal jaring laba-laba memiliki kedua gabungan campuran itu.
Menurut Kaplan, professor teknik biomedis Universitas Tufts, zat protein yang menjadi bahan jaring laba-laba disimpan dalam struktur seperti sabun yang disebut pseudomicelle, struktur tersebut membuat zat protein berbentuk seperti agar-agar selama berada dalam kelenjar. Fungsi dari pseudomicelle sebenarnya untuk menjaga agar protein tidak mengkristal terlalu cepat hingga saatnya tepat untuk dipintal.
Jika waktunya sudah tepat dan kekentalan zat protein dirasa sudah pas, maka pseudomicelle itu akan dengan mudah berubah menjadi serat yang kuat saat dikeluarkan sebagai jaring. Dalam proses ini, kandungan air sangat diperlukan dan sangat penting, karena pengkristalan yang terlalu dini bisa menyebabkan penyumbatan pada sistem pembuatan jaring di tubuh laba-laba. Jaring laba-laba yang akhirnya telah rampung memiliki ikatan mekanik yang elastis. Jika sedang menerima beban, ikatan mekanik jaring laba-laba akan terlepas, namun jika beban itu sudah menghilang maka wujud ikatan mekaniknya akan kembali seperti semula.
Inspirasi dari jaring laba-laba
Jaring laba-laba memang sungguh istimewa. Banyak keajaiban yang sangat bermanfaat bagi umat manusia yang dihasilkan oleh benang-benang halus buatan laba-laba ini. Tak sedikit para ilmuwan yang tertarik untuk meneliti dan memanfaatkan kekuatan jaring laba-laba untuk berbagai kebutuhan, seperti bahan rompi tahan peluru, hingga tali-temali peralatan tempur.
Hal tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh hasil penelitian para ilmuwan yang menyatakan bahwa benang laba-laba lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan yang sama. Padahal, baja sendiri adalah bahan material paling kuat yang kerap digunakan manusia. Dalam penelitian lainnya dinyatakan pula bahwa benang laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Sehingga jika ada seutas tali yang berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, maka benang itu akan mampu menahan beban 150 mobil. Subhanallah!
Bahkan, seorang fisikawan bernama Huby Nolwenn dari Institut de Physique de Rennes di Prancis, berhasil menemukan fakta bahwa cahaya dapat merambat dengan cepat pada jaring laba-laba seperti merambatnya cahaya melalui serat optik. Dengan penemuan itu, Huby optimis suatu saat nanti jaring laba-laba dapat berfungsi sebagai serat optik dan bisa digunakan dalam bidang medis. Bahkan yang lebih luar biasanya lagi, jaring laba-laba mudah didaur ulang sehingga mampu mengurangi potensi limbah elektronik.
Pada perkembangan selanjutnya, ilmuwan sendiri sudah tidak segan lagi menggunakan benang laba-laba sebagai model membuat kevlar atau bahan pembuatan jaket anti peluru. Peluru yang memiliki kecepatan 150 m/detik itu mampu merobek dan menghancurkan apapun yang ditembusnya kecuali kevlar. Namun, rupanya benag laba-laba yang justru lebih tipis dari selembar rambut manusia dan lebih ringan dari kapas ternyata 10 kali lipat lebih kuat daripada bahan kevlar yang ada.
Dalam bidang arsitektur pun banyak juga yang terinspirasi dari jaring laba-laba. Stadion Olimpade Munich dan bandara udara Jeddah salah satunya. Keduanya sering disebut sebagai contoh arsitektur modern yang meniru jaring laba-laba. Selain itu, ada juga proyek pemukiman bawah air yang terinspirasi oleh laba-laba air tawar. Inspirasi-inspirasi tersebut terilhami dari jaring laba-laba yang dinilai memiliki tingkat estetika, sifat hemat energi dan tingkat kepraktisan yang sempurna di alam ini.
Tentu, laba-laba tidak belajar atau mesti mengikuti training khusus dalam membuat jaringnya sendiri. Kemampuan laba-laba adalah anugerah yang diberikan oleh Allah Swt sejak mereka lahir. Allah sengaja menciptakan semua hal dimuka bumi ini sebagai bukti bahwa seluruh makhluk hidup dan semua isinya berada di bawah kekuasaan-Nya. Patutlah kita sebagai manusia untuk berpikir dan patuh kepada sang Pencipta.
“Dia lah Allah, Tuhanmu. Tidak ada tuhan kecuali Dia, Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia bertanggungjawab atas segala sesuatu.” (Q.S Al-An’am: 102).
0 komentar:
Posting Komentar