Minggu, 30 November 2014

Cerpen Tentang Persahabatan : "Antara Kawan dan Lawan"


Pagi yang cerah, matahari orange menemani aktivitas pagi yang indah, membuat semua tersenyum bahagia...
“ Sher, kepala ku pusing.” Nada lemah Gita membuayrkan konsentrasi teman-temannya yang tengah mengikuti Upacara Senin Pagi itu.
“Kamu kenapa Git?” Tanya Sherly sembari memanggil anggota PMR sekolah di barisan paling belakang. Tak lama kemudian salah satu anggota PMR membopong Gita menuju UKS. Cewek periang itu kini terbaring lemah di kamar UKS.
“Gita kenapa ya, perasaan tadi dia baik-baik saja, bahkan ikut bercanda nggosipin pembina upacara yang bikin ngantuk.”
“Sssst... udah diem, nanti kita dimarahi kepsek.” Tegur Sherly pada Alita yang juga teman baik Gita. *** Stengah jam berlalu, riuh hiruk pikuk siswa memecah suasana ketika protokol upacara mengumandangkan bahwa upacara di bubarkan.
“Aku ke UKS dulu ya, kalian duluan aja ke kelas.” Kata Alita pada teman-temannya sambil meangkah menuju UKS yang tak jauh dari lapangan tengah. Sesampainya di UKS gadis baik hati ini terkejut melihat sahabatnya, tak ada satupun anggota UKS yang mengurus sahabatnya di sana. Lalu ia mencoba menenangkan Gita yang tengah muntah, Dengan penuh perhatian ia memberikan segelas air putih hangat dan memijit-mijit kepala sahabat nya itu.
“Jangan-jangan dia hamil lagi, maklum anak zaman sekarang.” Ucap salah seorang guru penjaga UKS dengan nada sinis.” Alita yang mendengar pembicaraan itu tak kuasa melihat kondisi sahabatnya.
“Tega benar guru itu, berkata yang tidak semestinya di depan murid.” Gumam Alita dalam hati.
“Kita bawa saja kerumah sakit, biar jelas.” Sambung guru lainnya. Akhirnya Gita dibawa kerumah sakit terdekat. ia mengambil antrean yang membosankan, dan mengikuti tes kesehatan yang menyakitkan. Bau rumah sakit yang identik dengan obat-obatan membuat perutnya semakin mual dan kepalanya pusing.   
***
 Hari semakin terang, matahari semakin tinggi. Gita kembali ke kelas dengan raut wajah yang sangat lesu dan pucat. Salah seorang teman menyambutnya dengan penuh tanya.
“Git, udah sembuh? Kata dokter kamu sakit apa?” tanya citra penasaran. “Aku.. aku.. kata dokter aku terkena gejala TBC..” Jawab gita dengan terbata-bata. Nada lemah Gita membuat suasana hening. Gita, gadis yang ramah dan periang, yang selalu membuat teman-temannya tersenyum, yang tak bisa melihat teman-temannya susah, kini duduk termenung di sudut bangku kelas. Sendirian.. kesepian.. ia sangat frustasi, tertekan dan merasa tak berarti lagi.. “Apa salah ku ?” batinnya menangis kesakitan.
***
Malam kian mencekam, dingin angin malam menusuk sampai ke tulang. Gadis malang ini terbangun mendengar telpon genggamnya berdering. Sejak pulang dari sekolah, ia hanya terbaring di tempat tidurnya yang pengap di salah satu kos-kosan dekat sekolahannya. Di bukanya pesan singkat itu. Ternyata dari Sherly..
Isi pesan : “Gita aku minta maaf, kalau aku dan teman-teman untuk sementara menjauhi mu. TBC itu penyakit yang sangat parah dan menular, kami tidak mau tertular penyakit itu seperti kamu. Cepat sembuh ya Gita.”

      Bagaikan ditusuk ribuan jarum, gadis malang ini terkapar tak berdaya, butiran-butiran kecil air kini menggenangi sudut matanya, tak kuasa lagi ia menahan, air mata itu semakin deras mengalir di pipinya yang duu tak pernah ia ewati hari tanpa senyuman.
“Apa ini balasan dari mereka? Setelah semua yang ku lakukan untuk mereka? Aku tak minta banyak, saat ini aku Cuma membutuhkan sedikit motivasi untuk membangkitkan semangat hidup ku. Tapi apa yang ku dapatkan??? Ya Allah, apakah aku akan mati? Apakah semua akan berakhir sampai disini?
***
Seperti biasa, embun dan mentari kembali menyapa.. menyapa senyum yang melekat di setiap wajah-wajah.. namu tidak pada wajah peri yang kesepian ini..
 “Aku lelah.. aku kesepian.. dimana kalian yang ku anggap sahabat? Hari-hari yang ia lewati terasa buram, tak secerah dulu lagi. Senyumnya yang indah tak tampak lagi melengkung menghiasi bibirnya. Lalu seorang gadis bernama Rani, menghampiri bangkunya.
“Git, kamu tau gak apa jawaban Allah saat kau curahkan semua keluh kesahmu?
“Ah Rani, kamu bercanda saja. Mana mungkin aku mengetahui jalan cerita Allah.” Jawab Gita pelan.
“Allah berkata seperti ini : ‘Tenanglah sayang, ini bukan jalan buntu, tapi ini Cuma sebuah belokan.’ Gita, kamu tidak akan pernah kesepian, karena kamu mempunyai banyak orang yang menyayangi mu. Semangat dong, mana sosok Gita yang ku kenal dulu? Yang tak pernah menyerah pada sang takdir.”
“Subhannaullah..” Sontak Gita terharu mendengar ucapan temannya, teman yang selalu terkucilkan di kelas itu. Kini menjadi sahabat yang benar-benar ada untuknya.
“Kini aku paham, mana yang kawan dan mana yang lawan. Kini aku mengerti arti kesabarn dan keikhlasan. Dan aku sadar betapa berharganya sedetik waktu dalam hidup ini. Benar kata-kata bijak yang pernah aku baca, ‘jangan pernah menyesal bertemu orang-orang dalam hidup ini, karena mereka telah mengajari kamu banyak hal yang tidak pernah kau ketahui.”

Hari semakin siang, matahari semakin menyengat, namun sengatannya tak mampu meluluhkan semangat hidup Gita. Di ambilnya Laptop di tas ungu kesayangannya, ia putar sebuah mp3 favoritnya..

“Perjalanan ku terasa melelahkan.. 
Kududuk bertahan sendiri disini.. 
Hidup adalah sebuah perjalanan.. 
Slalu banyak rintangan yang ku hadapi.. 
Perjalanan ini bagaikan roda berputar.. 
Suka dan duka terus ku jalani.. 
Ku berjalan untuk hidup slalu bersabar.. 
Kini ku pun mengerti arti hidup ini.. 
Ku terus tersenyum melawan kegagalan.. 
Hidup di bumi sebuah perjuangan.. 
Ku akan pelajari dari kegagalan.. 
Hingga aku lupa tanda putus asa.."

 
THE END !!! 

0 komentar:

Posting Komentar

Wahyu © 2008 Template by:
SkinCorner